Sambungan...
Tidak Ada Tempatnya Takut Melainkan Allah
Kemudian pada ayat 57 diubatlah keraguan hati orang yang beriman. jika dia terpesona oleh kekuasaan, kemegahan dan keangkuhan orang yang kafir di atas bumi ini. Betapa pun gagah perkasanya orang yang kafir itu. namun mereka tidaklah dapat menguasai seluruh persoalan karena kekafiran itu tidaklah akan terluput daripada azab siksa di atas bumi ini juga .
Tangannya yang mencencang, maka bahunya jua yang akan memikul. Hukum itu berlaku buat semua orang, kerana kebenaran itu terang dan lurus jalannya, sedang kebatilan itu gelap dan bengkok-bengkok. Akal yang sihat dan fikiran yang benar dapatlah merasai adanya hukum Keadilan, yaitu yang bungkuk dimakan sarung , yang curang masuk jurang.
Makna kafir ialah menampik dan menolak, tidak mau menerima kebenaran, ingkar akan ajakan menuju jalan yang lurus.
Oleh sebab itu janganlah ayat ini dipandangkan semata-mata kepada orang "Kafir Kitabi". Sebab ada juga ummat Islam sendiri, menerima pusaka agama dan ayah-bundanya, tetapi hukum agama yang dituntunkan oleh Rasul itu diadakannya "saringan". Maka yang sesuai dengan hawa nafsunya diikutnya dan mana yang tidak atau yang berat ditinggalkannya.
Untuk memahami ayat ini perhatikanlah sejarah ummat beragama sejak Wahyu diturunkan Tuhan.
Seluruh Anbiya' dan Mursalin membawa satu pokok perintah, yaitu mernpercayai satu Tuhan dan mencintai sesama manusia. Datang ummat Yahudi dengan bangga mengatakan bahawa merekalah "Bangsa yang dipilih Allah" dan istimewa di atas dunia ini. Lalu mengumpul harta sebanyak-banyaknya, hingga tak tahu halal dan haram. Bunyi Kitab Taurat dipegang teguhnya, isi dan intisarinya tidak diperdulikannya. Maka datang Nabi Isa menyedarkan mereka kembali , supaya kembali ke pokok ajaran yang asli tadi. Beliau katakan bahawa mengumpulkan harta tidaklah akan masuk ke dalam syurga , sebelum orang dapat memasukkan unta ke dalam liang jarum
Kemudian Nabi Isa pun wafat. Maka datang pula ummat di belakangnya yang kerana sangat cintanya kepada Nabi Isa, dikatakannya bahwa Nabi Isa itu anak Tuhan , dan Tuhan itu adalah tiga, tetapi ialah satu. Dan pendeta-pendeta mempergunakan pengaruhnya yang besar, sehingga dia merasa berkuasa buat mengusir kucil orang dari dalam agama atau mengampuni dosa orang.
Maka datanglah Nabi Muhammad memberi peringatan supaya orang benar-benar mempergunakan akal. Tuhan Tiga-Satu, Satu-Tiga, adalah kepercayaan yang tidak masuk akal. Dan lsa Al-masih sendiri pun tidak disuruh mengajarkan demikian. Dan pendeta-pendeta itu bukanlah Tuhan.
Sekarang dalam kalangan ummat Muhammad sendiri pun tidak kurang terdapat penyakit yang terdapat pada ummat yang terdahulu itu. Ada yang berkata bahawa ummat yang paling tinggi di dunia ini hanyalah ummat lslam, meskipun mereka tidak mengamalkan ajaran Islam dan tidak pernah menuruti langkah Rasul. Dan ada pula kaum Sufi yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad itu adalah penjelma Tuhan ( Ibraza Haqiqatihil Muhammadiyah), malahan marah kalau ditegur kepercayaannya yang sesat itu. Bahkan ada pula ulama-ulama Islam yang berkata kepada muridnya, asal suka membayar azimat (jimat) yang diberikannya, niscaya akan terlepas daripada azab api neraka.
"Akan kamu ikuti jejak ummat yang terdahulu daripada kamu, jejak terompah di atas jejak terompah " .
Oleh sebab itu sebagai kesimpulan daripada ketiga ayat ini, ayat,55, 56, 57, adalah sebagai berikut:
Cita-cita menjadi Khalifah Allah di atas bumi ini, artinya memegang tampuk pemerintahan di atasnya, pasti berhasil, asal kamu masih tetap beriman dan beramal shalih. Yang cita-cita itu pasti tercapai, yaitu agamamu tegak tidak ada gangguan dan keamanan timbul, segala kekacauan hilang. Sebab semua¬nya itu didapat dengan teguh percaya kepada Tuhan. Tetapi siapa yang menyeleweng, terhitunglah dia orang yang fasik lagi mendurhaka.
Untuk memelihara hasil yang telah didapat dan untuk mengejar cita yang belum dicapai hendaklah diperteguhkan peribadi dengan sembahyang dan meyuburkan masyarakat dengan zakat dan tegakkan disiplin dengan taat kepada Rasul.
Orang yang membantah atau menampik atau menolak kebenaran llahi, walaupun siapa, walaupun dia mengakui dirinya orang Islam, tidaklah akan luput daripada akibat kedurhakaan itu di bumi ini. Tempatnya ialah neraka. Neraka dunia karena kegelisahan hidup, sehingga mungkin menyebabkan gila, atau cemas, takut, cemburu kepada orang , benci dan dendam. Dan neraka akhirat yang lebih dahsyat lagi. Maka akhir kesudahan daripada orang yang keluar dan garis kebenaran adalah buruk sekali, atau tragis sekali.
Comments
Post a Comment